04 Juli 2008

apa itu obligasi?

Obligasi adalah surat hutang berupa kertas yang berisi pernyataan bahwa suatu perusahaan tertentu meminjam sejumlah uang dari anda. Perusahaan atau pemerintah yang meminjam uang dari anda harus setuju untuk tidak sekedar mengembalikan uang yang dipinjamnya, tetapi juga membayar sedikit tambahan dalam bentuk bunga atas haknya untuk meminjam uang tersebut. Pembayaran bunga ini (dalam bentuk kupon) biasanya diberikan pada jangka waktu tertentu (misalnya tahunan). Jumlah pokok dari uang yang dipinjamkan akan dikembalikan kepada yang memberikan piutang pada tanggal tertentu. Tanggal inilah yang disebut dengan "jatuh tempo".

Perbedaan utama antara saham dan obligasi adalah bahwa dalam obligasi, perusahaan menjamin untuk membayar kembali jumlah pokok hutangnya kepada anda dengan ditambah bunganya dan anda tahu dengan pasti berapa jumlah yang akan anda peroleh kembali, dan kapan anda akan memperolehnya.

Obligasi dengan tanggal jatuh tempo yang kurang dari satu tahun dikenal juga dengan instrumen pasar uang (ada juga reksadana yang murni berinvestasi dalam instrumen pasar uang ini). Obligasi dapat dianggap sebagai investasi "pendapatan tetap", ini karena mereka membayarkan sejumlah "pendapatan" yang tetap kepada para investornya.

2. Apa saja Jenis-Jenis Obligasi?

Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu :

· Obligasi pemerintah yang terdiri dari SUN (Surat Utang Negara), ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan surat berharga syariah Negara atau obligasi syariah. Salah satu produk yang paling populer adalah ORI. Obligasi ini termasuk aman karena dijamin oleh Negara.

· Obligasi korporasi, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Misalnya yang diterbitkan oleh PT. Twiji Kimia, dan sebagainya.

3. Berapa Besar Risiko pada Obligasi?

Meskipun perusahaan yang berhutang tersebut menjamin untuk membayar kembali, bukan berarti lalu obligasi itu bebas risiko. Perusahaan dan bahkan pemerintah bisa saja bangkrut. Hanya saja jika itu sampai terjadi, para pemegang obligasi akan lebih diprioritaskan dalam pembagian aset yang dilikuidasi atau dijual saat perusahaan bangkrut, sementara para pemegang saham akan baru akan diperhitungkan setelahnya.

Kenaikan tingkat inflasi merupakan hal yang paling menjadi risiko bagi pemegang obligasi. Para pemegang obligasi akan banyak menderita kerugian pada saat ekonomi berkembang pesat dan tingkat pengangguran berkurang.

Inflasi akan menyebabkan melambungnya harga-harga, ini berarti uang senilai 10 di saat ini, di masa depan mungkin hanya akan dapat membeli barang dan jasa senilai kurang dari 10. Jadi pendapatan tetap dari obligasi akan berkurang daya belinya saat terjadi inflasi. Jadi semakin tinggi tingkat inflasi, semakin cepat juga pengurangan nilai dari obligasi anda.

4. Tingkat Suku Bunga pada Obligasi

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh para pemegang obligasi adalah tingkat suku bunga, kenaikan tingkat suku bunga akan menyebabkan penurunan harga obligasi. Ini karena obligasi membayarkan kupon dengan nilai tertentu yang tetap. Jika tingkat suku bunga menurun, maka orang bersedia membayar lebih untuk obligasi karena nilai kupon dari obligasi tersebut mencerminkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Sebaliknya jika tingkat suku bunga meningkat, jarang orang yang mau membeli obligasi karena pendapatan dari tingkat suku bunga akan lebih baik daripada nilai kupon obligasi, karena itu maka harga obligasi pun jatuh.

5. Bagaimana Cara Kerja Pasar Uang?

Secara umum, instrumen pasar uang bekerja atas prinsip diskon, yaitu penjualan saat ini di pasar uang pada harga yang lebih rendah daripada saat pembayaran di masa depan pada jangka waktu yang telah ditentukan. Misalnya, sertifikat deposito yang diperdagangkan saat ini sebesar 100 tetapi dapat ditebus 90 hari kemudian seharga 101.5 (berarti profit sebesar 1.5% per 3 bulan atau sekitar 6% per tahun).

Pasar uang dianggap memiliki risiko yang sangat rendah, surat jangka pendek yang diterbitkan perusahaan, bank dan pemerintah biasanya memiliki tingkat kegagalan yang sangat kecil.

6. Bagaimana Cara Investasinya?

Sayangnya, kebanyakan pasar uang hanya ditujukan untuk para investor Institusional besar dan bukannya untuk investor kecil. Satu-satunya cara bagi investor kecil untuk dapat berpartisipasi dalam instrumen ini adalah dengan membeli reksadana pasar uang.

Tidak ada komentar: